Kamis, 09 April 2009

Yoga

YOGA
(PENGENALAN DAN PRAKTEK ASANAS)
Oleh : Made agna irawan

1. Pendahuluan
Ajaran yoga adalah anugerah yang laur biasa besarnya dari Rsi Patanjali kepada siapa saja yang melaksanakan kehidupan kerohanian. Ajaran ini merupakan bantuan kepada mereka yang ingin menginsyafi kenyataan adanya roh sebagai azas yang bebas, bebas dari tubuh indriya dan pikiran yang terbatas.
Karya pertama dari ajaran ini ialah Yoga Sutra tulisan Rsi Patanjali. Beliaulah pendiri sistim ajaran Yoga, walaupun unsur-unsur ajarannya sudah ada sebelum karya tulisan ini. Kemudian menyusulah buku-buku komentar atas ajaran beliau seperti byasa-bhasya tulisan Byasa, Nitti tulisan Bhojaraja dan lain-lain.
Kata Yoga artinya ialah hubungan, hubungan antara roh yang berpribadi dengan roh yang universal yang tidak berpribadi. Tetapi Rsi Patanjali mengertikan Yoga sebagai cittavrtti nirodha yaitu penghentian geraknya pikiran.
Seluruh kitab Yoga Sutra karya Rsi Patanjali itu dibagi atas 4 bagian dengan 194 sutra. Bagian pertama disebut samadhi pada. Isinya ialah tentang sifat, tujuan dan bentuk ajaran Yoga. Pun pula menerangkan tentang perubahan-perubahan pikiran dan cara pelaksanaan ajaran Yoga. Bagian kedua disebut sadhana pada. Isinya tentang pelaksanaan ajaran Yoga seperti cara mencapai samadhi tentang kedukaan, tentang karma phala dan sebagainya. Bagian ketiga disebut wibhuti pada. Mengajarkan tentang segi batiniah ajaran Yoga dan juga tentang kekuatan gaib yang didapat karena melaksanakan praktek Yoga. Bagian keempat disebut kaiwalya, melukiskan tentang alam kelepasan dan kenyataan roh yang mengatasi alam duniawi.
Yang amat penting ialah pelaksanaan ajaran Yoga sebagai jalan memperoleh vivekajnana yaitu pengetahuan untuk membeda-bedakan antara yang salah dan yang benar sebagai kondisi kelepasan. Hampir semua filsafat Hindu mengenal ajaran Yoga. Seperti sudah disebutkan di depan, ajaran Yoga sudah tua umurnya. Hal ini ternyata bahwa ajaran Yoga sudah ada dalam Upanisad, pun pula dalam ajaran Smrti dan Purana.
Untuk dapat mengerti dan menghayati ajaran filsafat dan agama pikiran itu harus bersih dan tenang. Hanya pikiran yang demikianlah dapat mewujudkan kebenaran ajaran agama. Pelaksanaan ajaran Yoga adalah ajaran yang sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan itu. Yoga mengajarkan bahwa kelepasan itu dapat dicapai melalui pengetahuan langsung tentang perbedaan roh dengan dunia jasmani ini termasuk badan, pikiran dan sifat aku.
Hal ini dapat diwujudkan melalui pengendalian fungsi badan, indriya, pikiran, rasa aku dan sebagainya. Dan menyadari adanya roh yang mengatasis egala. Roh yang demikian itulah Purusa namanya. Hal ini menyatakan bahwa roh itu kekal abadi, bebas dari penderitaan dan kematian.
Yoga menunjukan jalan yang praktis untuk mengalami kenyataan roh yang demikian. Jalan itu ialah dalam bentuk penyucian diri dan pemusatan pikiran, yag mengantar orang untuk dapat membedakan roh dan dunia jasmani, Purusa dan Prakrti.

2. Ruang Lingkup
Semua bentuk dan isi ajaran yoga itu, bukanlah ajaran yang bersifat Teori bahasan namun ia mengandung nilai konseptual (Teori dan Praktek). Bila ajaran tersebut hanya dibaca, dihapal atau diingat saja, hal itu akan sia-sia. Faedahnya akan dapat dirasa sabar, rajin, tekun ulet, dilaksanakan secara teratur dan terus menerus (Swami Siwananda).
Ajaran yoga yang terurai dalam kitab Patanjali Yoga Sutra tergolong bentuk ajaran Raja Yoga. Ada lagi bentuk yoga yang lain yang dipandang merupakan jalan utama (proses) untuk mencapai tujuan hidup yang tertinggi yaitu kebebasan Atman (Roh), jiwa manusia untuk tidak diikuti oleh aktivitas keduniawian dan untuk mencapai Sat, Cit dan Ananda (kebenaran, kesadaran dan kebahagiaan) yang kekal abadi (lenggeng) sukha tanpa wali dukha. Lazimnya disebut Moksha. Untuk mencapai tujuan tersebut, maupun cara-cara yang ditempuh adalah melalui yoga. Bentuk-bentuk yoga ada beberapa macam, yang dianggap paling penting adalah Karma Yoga, Bhakti Yoga, Raja Yoga, Jnana Yoga dan Hatha Yoga. Sedangkan berbagai sistem dari yoga yang diajarkan, disesuaikan selaras dengan berbagai sifat-sifat dan tabiat manusia. (Swara Vivekananda) untuk mencapai kebenaran terakhir, jalannya boleh berbeda, tapi tujuannya tetap satu (sama). Lebih lanjut Yoga Sutra Patanjali mengajarkan depalan tahapan di dalam mempelajari yoga yang sering disebut dengan Astangga Yoga. Antara lain Yama, Niyama, Asana, Pranayama, Prathyahara, Dharana, Dhiana dan Samadhi.

3. Yoga Asanas
Banyak orang menghubungkan asana dengan latihan-latihan olah raga senam atau teknik-teknik pembentukan tubuh. Ini adalah suatu pengertian yang salah sama sekali, karena asanas khususnya tidak dirancang untuk membuat seseorang ‘melempar tubuhnya kemana-mana’ atau untuk memperkuat otot-otot yang besar dan otot yang tidak ada gunanya.
Yoga berarti pengalaman dari keutuhan atau kesatuan dengan keberadaan batin anda. Kesatuan ini muncul setelah menghancurkan dualitas pikiran dan masalah ke dalam kesadaran tertinggi. Asana berarti suatu keadaan tubuh dimana anda tetap mantap, tenang, santai, dan nyaman baik secara fisik maupun secara mental.
Dalam tulisan kuno mengenai yoga oleh Patanjali yang disebut Yoga Sutra, ada defenisi singkat tentang yogasana : Sthiram sukham asanam yang berarti ‘bahwa keadaan yang nyaman dan mantap’. Jadi kita dapat melihat bahwa yogasana dalam hal ini dilaksanakan untuk memperkuat kemampuan seseorang untuk duduk pada satu posisi tanpa kegelisahan untuk jangka waktu yang lama, karena hal ini perlu selama meditasi.
Asana juga dapat dilakukan untuk alasan-alasan penyembuhan atau kesehatan. Dengan merentangkan otot-otot yang lembut, memijat organ-organ tubuh bagian dalam, dan menyelaraskan urat saraf diseluruh tubuh, kesehatan dari orang yang melakukan asana dapat ditingkatkan, dan banyak penyakit bahkan apa yang disebut dengan penyakit ‘yang tak dapat disembuhkan’ dapat dilenyapkan atau dikurangi.

Yogasana Dan Sistem Kesehatan Lain
Yogasana memiliki arti yang lebih bernilai dalam perkembangan fisik, mental, dan kepribadian spiritual, sedangkan latihan-latihan yang murni hanya memiliki pengaruh fisik pada otot dan tulang. Latihan-latihan fisik dilakukan dengan cepat dan banyak menggunakan pernafasan yang berat. Latihan-latihan akrobat, senam dan sistem-sistem angkat berat cocok untuk orang-orang sehat untuk menguatkan dan melenturkan otot-otot yang besar. Khususnya otot-otot yang sangat besar memerlukan makanan dan persediaan darah yang lebih banyak. Akibatnya, jantung dan sistem pernafasan harus bekerja lebih keras lagi. Dengan cara ini pembuangan energi vital. Setelah melakukan semua latihan ini seorang anak muda mungkin merasa sangat segar dan sehat. Tetapi ketika ia semakin tua, fungsi-fungsi tubuh akan semakin menurun; masalah-masalah kekakuan dan rematik mulai terjadi karena penggunaan tulang rawan yang berlebihan dalam tulang sendi. Otot-otot yang terlalu kuat akan menjadi kendor dan kehilangan kekuatannya; jaringan otot berubah menjadi lemak. Bahkan orang mudapun jika latihan-latihan pembentukan tubuhnya dihentikan selama satu bulan atau lebih akan menumpuk lemak dengan cepat sebagai pengganti otot-ototnya yang menonjol.
Latihan-latihan senam, angkat berat dan pembentukan tubuh lainnya tidak cocok bagi setiap orang. Orang yang sakit atau lemah, anak-anak kecil atau orang tua pasti tidak dapat melakukan semua bentuk latihan tersebut. Lebih jauh, semua bentuk latihan itu tidak memberikan relaksasi dan peremajaan kembali yang diperlukan orang-orang.
Apakah asana berbeda? Ya, asana sepenuhnya berbeda dan jauh lebih luas. Yogasana dilakukan secara pelan-pelan dengan relaksasi dan konsentrasi. Dengan cara ini, baik sistem eksternal maupun sistem internal akan terpengaruh sehingga susunan syaraf, kelenjar-kelenjar endokrin, dan organ tubuh bagian dalam dan juga otot-otot didorong untuk berfungsi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu asana memiliki pengaruh fisik dan kejiwaan yang berguna dalam menyembuhkan berbagai penyakit. Asana dapat dilakukan baik oleh orang yang sehat maupun tidak sehat, muda dan tua. Asana sangat bermanfaat untuk konsentrasi dan meditasi. Sistem pemeliharaan fisik lain akan meningkatkan racun dalam tubuh, sedangkan asana mengurangi kadar racun tersebut.

Manfaat-Manfaat Umum
Fisik : jaringan kelenjar endokrin yang penting tersebut kendalikan dan diatur sehingga sejumlah hormon yang berbeda dikeluarkan dari semua kelenjar dalam tubuh. Hal ini memiliki dampak tak langsung pada kesehatan fisik dan juga pada sikap mental kita terhadap kehidupan. Sekalipun satu kelenjar tidak berfungsi, kerugian yang nyata dalam kesehatan kemungkinan akan dialami. Oleh karena itu, adalah sangat penting bahwa jaringan ini dipelihara pada keadaan yang maksimum. Organ-organ tubuh yang sakit dapat diperbaiki, diremajakan kembali dan didorong untuk melakukan tugas normal mereka melalui latihan asana yang teratur.
Otot dan tulang, syaraf, kelenjar, jalan pernafasan, pembuangan dan sistem peredaran darah diserasikan sehingga semua sistem jaringan tersebut saling membantu. Asana membuat tubuh lentur dan mengatur dirinya dengan mudah untuk mengubah lingkungan. Fungsi-fungsi pencernaan dirangsang agar jumlah yang tepat dari getah-getah pencernaan (air liur, ensim dan lain-lain) mengalir. Sistem simpati dan para simpati dibawa kedalam keadaan yang seimbang agar organ-organ dalam yang mereka kendalikan tidak terlalu aktif maupun kurang aktif.
Untuk ringkasnya kita dapat simpulkan bahwa asana akan memelihara tubuh jasmani kita pada keadaan yang paling baik dan mendorong tubuh yang tidak sehat menjadi sehat.
Mental : asana membuat pikiran kuat dan mampu menahan rasa sakit dan kemalangan. Daya penentu dan konsentrasi perlu dikembangkan. Keseimbangan dan vitalitas menjadi keadaan pikiran normal setelah melakukan latihan asana yang teratur. Anda akan mampu menghadapi penderitaan, kegelisahan, dan masalah-masalah dunia dengan tenang tanpa terganggu. Keseimbangan pikiran dikembangkan, hidup menjadi mudah, dan berbagai kesulitan menjadi batu loncatan untuk menyempurnakan kesehatan mental. Latihan asana melepaskan berbagai kemampuan terpendam sehingga seseorang mampu menyebarkan kepercayaan dan membangkitkan orang lain dengan ucapan, tingkah laku dan perbuatannya.
Spiritual : asana merupakan langkah ketiga dalam delapan tahapan jalan Raja Yoga yang tujuannya adalah untuk membuat tubuh kita mantap bagi teknik-teknik yang lebih tinggi dari Pratyahara (penarikan indra-indra), Dharana (konsentrasi), Dhyana (meditasi), yang membawa pada puncaknya, yaitu Samadhi (realisasi kosmis). Dalam Hatha Yoga, yang diperhatikan lebih mendalam dengan menyiapkan tubuh pada teknik-teknik spiritual yang lebih tinggi, terutama ditujukan untuk menyucikan tubuh melalui asana. Semua teknik-teknik tersebut digambarkan secara rinci dalam naskah kuno seperti Hatha Yoga Pradipika dan Gheranda Samhita. Meskipun asana sendiri tidak dapat memberikan kesadaran spiritual tetapi asana merupakan tahapan pada jalan spiritual. Banyak orang mempunyai pikiran yang keliru bahwa asana hanya bersifat jasmaniah dan tidak mempunyai hubungan dengan atau kegunaan dalam menempuh jalan spiritual. Ini adalah pengertian yang benar-benar keliru. Asana hampir merupakan suatu kebutuhan bagi orang-orang yang tertarik pada spiritual untuk membangkitkan segala kemampuan batiniah mereka.
Asana seharusnya dianggap sebagai bentuk-bentuk meditasi dan penyucian batiniah. Yogasana seharusnya diajarkan sepenuhnya dalam cara yang digambarkan dalam Tantra, dengan kesadaran dari pusat-pusat yang sesuai yang disatukan kedalam latihan. Banyak buku mengenai yoga dan banyak orang yang mengajarkan yoga tidak mengetahui tentang aspek dari yogasana ini.

Yogasana Bagi Orang Modern
Orang modern mempunyai waktu luang banyak yang tersedia baginya untuk memberikan kesenangan fisik dan kenikmatan sensual. Ia bekerja dalam sebuah kantor, tidur diatas kasur busa yang empuk, bepergian kemana-mana dengan mobil, datang kebioskop atau nightclub untuk rekreasi. Ia menggunakan pil-pil tidur dan segala jenis obat untuk mendapatkan ketenangan dan istirahat dan untuk meniadakan pengaruh negatif dari kehidupan modern, tetapi sebagai pengganti dari ketenangan, istirahat, dan kebahagiaan ia mendapatkan banyak ketegangan fisik, mental, dan emosi. Ia tidak dapat menemukan cara untuk mencurahkan kekecewaannya dan berbagai kegelisahan masyarakat. Adakah cara baginya untuk mendapatkan pertolongan? Ada, yaitu melalui yogasana ia akan mampu membebaskan dirinya dari segala penyakit yang terkait dengan kehidupan modern yang beradab, seperti sembelit, encok, kekakuan, kekecewaan, dan ketegangan. Orang-orang yang melaksanakan asana akan memiliki kekuatan dan tenaga lebih untuk menghadapi berbagai masalah dan segala tanggung jawab kehidupan. Seluruh keluarga dan hubungan masyarakat dengan sendirinya akan menjadi harmoni.
Pada masa penemuan ilmiah modern ini, dimana ada banyak bantuan yang tak terhitung untuk menghibur diri dalam kehidupan, hal itu kelihatannya sebagai suatu pertentangan, namun hal itu benar, bahwa sangat sedikit sekali orang yang mampu menikmati berbagai kemewahan. Begitu banyak orang yang memiliki kekayaan tetapi mereka benar-benar hidup dalam kemiskinan. Lebih jauh mereka tidak lagi memiliki kekuatan atau minat untuk menikmati hidup dan hanya mengingat kebahagian di masa anak-anak mereka. Asana akan memperbaiki jalan hidup “hidup yang mati” ini. Anda dapat memulai kehidupan yang baru dengan lebih bersemangat dari yang anda rasakan selama bertahun-tahun. Anda akan mengembangkan pandangan yang lebih luas mengenai kehidupan, dan mampu memahami berbagai masalah orang lain dengan lebih mudah. Sebagai hasil dari berbagai pengalaman anda, secara perlahan anda akan mulai merasakan bagian dari persaudara seluruh umat manusia yang universal ini.
Orang-orang yang banyak melakukan tugas-tugas kerohanian akan mampu meningkatkan kekuatan berpikir mereka, akan memiliki pikiran yang lebih bersih dan lebih mampu mengembangkan wawasanya yang dalam. Orang-orang yang melakukan pekerjaan kasar mampu menjaga diri mereka sendiri dalam keadaan baik dan menghilangkan ketegangan-ketegangan dan tekanan hati mereka setelah seharian bekerja keras.
Sebagian besar orang pada tahun-tahun belakangan ini, terutama anak-anak muda telah berpaling pada penggunaan obat-obatan, LSD, ganja dan lain-lain untuk mencari perhatian dan makna dalam kehidupan mereka. Yoga pada umumnya, termasuk asana, merupakan cara yang sempurna bagi orang-orang ini untuk menemukan makna baru dalam hidup. Obat-obatan terbatas dalam jangkauan mereka, sedangkan latihan yoga secara teratur akan membawa mereka pada tujuan akhir, tidak ada yang lainnya.

Sejarah Dan Mitologi
Sejarah yogasana sebagai pembangunan fisik, mental dan spiritual berasal dari batas waktu. Sebutanya ditemukan dalam kesusastraan umat manusia terkenal yang paling tua yaitu Weda yang penuh dengan kebijaksanaan spiritual, yang disusun oleh para Rsi dan guru terkenal di masa itu. Dipercaya oleh beberapa orang bahwa pengetahuan yoga bahkan jauh lebih tua dari pada Weda tersebut.
Dalam penggalian kepurbakalaan yang dilakukan di Harappa dan Mohanjodaro yang sekarang disebut Pakistan, banyak patung telah ditemukan yang melukiskan Dewa Siwa dan Parwati (Permaisurinya) sedang melakukan yogasana yang berbeda. Puing-puing ini pernah menjadi tempat kediaman bagi orang-orang yang hidup pada masa pra-Weda, bahkan sebelum peradaban bangsa Arya yang berkembang dengan baik pada bagian Benua Indus.
Menurut adat istiadat dan berbagai kitab suci, dewa Siwa adalah pendiri dari yoga, termasuk asana. Beliau menciptakan semua asana dan mengajarkanya pada muridnya yang pertama, yaitu Parwati. Dikatakan bahwa semula ada 8.400.000 asana yang menunjukan 8.400.000 inkarnasi dimana setiap orang harus melewatinya sebelum mencapai pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian. Asana-asana ini menggambarkan perubahan yang progresif dari bentuk kehidupan yang paling sederhana menjadi manusia yang benar-benar sadar. Dipercaya bahwa dengan melakukan semua itu seseorang dapat melintasi semua kehidupan ini dalam satu kehidupan dan menyongong kemajuan yang menentukan dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya.
Sepanjang abad asana ini telah diubah dan dikurangi jumlahnya oleh para rsi yang terkenal dan para Yogi sehingga sekarang tidak lebih dari beberapa ratus yang diketahui. Dari jumlah ini hanya 84 yang dibicarakan secara terperinci, dan hanya 30 atau lebih yang biasa diingat karena berguna bagi orang modern.

Tahapan-Tahapan Asanas
I. Konsentrasi
Sebelum lebih lanjut melakukan Yogasana kita duduk dengan rileks dengan mengambil sikap yang enak yang sesuai dengan kesenangan kita sendiri dengan meluruskan tiga hal yang prinsip didalam tubuh, tulang punggung, leher dan kepala tegak lurus, setelah itu dilanjutkan dengan menutup mata dan pusatkan pikiran pada suatu hal dengan menyampingkan segala hal lain (konsentrasi), dengan tetap dalam kondisi menyadari diri (kontemplasi), akhirnya masuk dalam kesadaran secara lengkap sehingga hilanglah segenap aktivitas mental keluar dalam kesatuan yang tiada taranya.

II. Japa
Setelah kita melakukan Dhyana untuk melanjutkan latihan kita awali dengan pengucapan beberapa doa sebagai pengantar kita kehadapan Hyang Maha Kuasa (Tuhan Yang Maha Agung), agar saat kita melakukan latihan dapat terhindar dari hal-hal yang bersifat negatif dan tetap mendapatkan bimbingan-Nya dengan melakukan beberapa Japa diantaranya :
a. Gayatri Mantram
Om bhur bvah svah
tat savitur varenyam
bhargo devasya dhimahi
dhiyo yo nah pracodayat
Artinya :
Om adalah bhur bvah svah, kita memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan kemuliaan Sanghyang Widhi, semoga Ia berikan semangat pikiran kita.
b. Mrtyum Jaya Mantra
Om Asato ma sadgamaya
tamaso ma jyotir gamaya
mrtyor ma amrtam gamaya
Artinya :
‘Ya, Tuhan! Bimbinglah kami dari yang tidak benar, menuju yang benar. Bimbinglah kami dari kegelapan (pikiran) menuju cahaya (pengetahuan) yang terang. Bimbing kami dari kematian menuju kehidupan yang abadi’.

c. Maha Mrtyum Jaya Mantra
Om Trayambhakam yajamahe
sugandhim pusti varadhanam
urvarukam iva bandhanat
mrtyor muksya mamratat
artinya :
‘Kami menuju Hyang Rudra (Trayambhaka) yang menyebarkan keharuman dan memperbanyak makanan. Semoga ia melepaskan kami, seperti buah mentimun dari batangnya, dari kematian dan bukan dari kekekalan’.

III. Pavanamuktasana / Latihan Peregangan
Pavana berarti ‘angin’; mukta berarti ‘membebaskan’; dan asana berarti ‘sikap badan’. Oleh karena itu Pavanamuktasana adalah sekelompok latihan yang membebaskan angin dan gas dari tubuh. Rangkaian Pavanamuktasana sangat sederhana, namun rangkaian tersebut paling efektif dalam mengatur apa yang di India dikaitkan sebagai watak : lendir (kapha), angin (vata), dan asam atau empedu (pitta).
Menurut ilmu pengobatan kuno yang dikenal dengan Ayurveda, tiga kecenderungan ini mengatur semua fungsi tubuh. Jika suatu ketidakberesan muncup pada fungsi tubuh mereka, maka reaksi negatif terjadi pada metabolisme tubuh dan mengakibatkan penyakit.
Angin (vata) tidak hanya menyangkut lambung perut dan gas-gas usus tetapi juga terhadap angin yang dibentuk pada setiap persendian pada tubuh, karena selama-reaksi kimiawi tidak tepat, sakit rematik dan kekakuan akan terjadi. Asam dan air empedu (pitta) mengacu pada getah-getah yang penting untuk pencernaan dalam zat seperti asam uric yang harus dikeluarkan dari tubuh secara teratur. Jika ada asam yang berlebihan dalam jaringan tersebut, maka kegagalan fungsi pada organ-organ tertentu akan terjadi.
Latihan Pavanamuktasanaakan membantu mengeluarkan angin dan asam yang berlebihan dari tubuh, terutama dari persendian. Latihan-latihan tersebut berguna bagi orang-orang yang sedang dalam masa penyembuhan, orang-orang cacat, dan orang-orang yang mempunyai kesulitan menggerakan anggota badan mereka. Setelah berbaring lama di tempat tidur seseorang dapat melatih kembali otot-ototnya dengan lembut lewat latihan-latihan ini. Latihan-latihan ini juga efektif dalam menghilangkan penyakit-penyakit otot.
Rangkaian latihan Pavanamuktasana dibagi menjadi dua kelompok yang berbeda, yaitu : kelompok anti rematik dan kelompok anti lambung. Dua kelompok ini hendanya dilakukan dalam urutan yang diberikan pada naskah.

Latihan-Latihan Anti Rematik
Latihan-latihan akan sangat mempengaruhi persendian dan organ-organ tubuh yang berbeda. Meskipun latihan-latihan ini kelihatan sangat sederhana tapi latihan-latihan tersebut memiliki pengaruh yang lembut pada pelakunya. Oleh karena itu kelompok latihan ini dalam bahasa Sanskerta disebut Suksma Uyayama, yang berarti ‘latihan yang lembut’.
Rangkaian latihan ini hendaknya dilakukan pada permulaan pelaksanaan asana sehari-hari untuk mengendorkan persendian dan membuat otot-otot menjadi lemas. Latihan-latihan ini juga diperuntukan bagi para pemula dan untuk orang-orang yang lemah atau sakit, dan juga untuk orang-orang dengan masalah-masalah jantung atau tekanan darah tinggi atau ketegangan pada tubuh.
Sebelum memulai Pravanamuktasana lakukakan Savasana untuk mengendorkan secara fisik dan mental. Baringkanlah punggung anda, kaki-kaki terpisah dengan tangan di samping anda, telapak tangan menghadap ke atas. Cobalah untuk mengendorkan semua otot dan persendian anda. Bebaskanlaah segala jenis ketegangan. Rasakanlah tubuh anda; sadar akan nafas anda. Anda sedang santai. Amatilah nafas anda; perhatikan bahwa nafas anda wajar dan spontan, atau tidak dibuat-buat. Hitunglah nafas anda. Selama latihan menghitung nafas tersebut jangan menyembunyikan berbagai pikiran. Jagalah pikiran tersebut seperti seorang saksi, tanpa terlibat dengan pikiran itu secara emosional. Perhatian anda yang utama adalah mengendorkan seluruh pikiran dan tubuh. Untuk sesaat lupakanlah segala kekhawatiran, kegelisahan dan masalah-masalah duniawi anda. Setelah beberapa menit gerakanlah tangan dan kaki anda secara perlahan lalu duduklah. Sekarang secara mental dan fisik anda siap memulai Pavanamuktasana.





PENEKUKAN DAN PENGENGKOLAN LUTUT






KUPU-KUPU PENUH













Latihan-Latihan Anti Lambung
Latihan-latihan ini sangat berguna dalam menghilangkan angin dan gas dari lambung atau usus. Orang-orang yang menderita sembelit dan tidak sanggup mencerna akan merasakan latihan-latihan ini sebagai obat mujarab. Bagian kedua dari Pavanamuktasana ini juga merupakan bantuan yang besar dalam mempersiapkan tubuh untuk asana lebih sulit yang diberikan dalam buku ini, dan digunakan sebagai terapi rehabilitas bagi orang-orang dengan segala jenis penyakit otot syaraf, tulang patah, dan sebagainya.
Sebelum memulai latihan-latihan ini, tubuh dan pikiran harus tenang dan santai. Jalan terbaik untuk mencapai keadaan ini adalah melakukan Savasana seperti yang digambarkan pada awal anti-rematik dari rangkaian Pavanamuktasana.









IV. Pemanasan / Surya Namaskara
Surya Namaskara adalah sebuah rangkaian dari 12 sikap tubuh dalam Yoga. Surya Namaskara juga berarti pemujaan kepada Dewa Matahari sebagai pemberi kekuatan tunggal bagi kehidupan yang ada di alam Jagat Raya ini. Asana dengan membungkuk dan kebelakang bergantian, melenturkan dan meregangkan tulang belakang dan anggota badan pada rentang maksimumnya. Rangkaian gerakan ini memberikan regangan mendalam pada seluruh tubuh, berlatih Surya Namaskara secara teratur merupakan salah satu metode yang paling cepat untuk mendapatkan tubuh yang lentur. Disamping itu melakukan kegiatan Yoga merupakan pencegah stress dan terbukti menjadi dasar dari suatu terapi yang sangat ampuh bagi penyakit fisik maupun mental. Surya Namaskara merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendekatan Yoga dan mudah dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Latihan Surya Namaskara apabila dilakukan tersendiri hanya membutuhkan waktu kira-kira selama 5-15 menit latihan untuk mendapatkan hasil yang sangat cepat dan bermanfaat. Oleh karena itu sangat cocok bagi orang-orang yang aktif seperti para pengusaha yang sibuk, karyawan, ibu rumah tangga yg mengelola keluarga, siswa yang akan menghadapi ujian atau bagi para ilmuwan yang kebanyakan menghabiskan waktunya untuk berpikir. Apabila dirangkaikan dengan latihan Asanas Surya Namaskara berfungsi untuk sebagai latihan untuk pemanasan sebelum memasuki gerakan-gerakan atau berbagai pose di dalam Asanas yang dapat melancarkan peredaran darah. Adapun gerakan-gerakan Surya Namaskara adalah sebagai berikut :

V. Asana
Langkah-Langkah Latihan Asana.
Asanas ini banyak macamnya sesuai dengan banyaknya jenis mahluk di dunia ini. Oleh F.H Siwa telah diciptakan 84 lakh (8.400.000) macam tapi kita tidak mesti melatih semua macam asanas. Yang penting bukan banyak macamnya yang dilatih melainkan kemantapan melaksanakan latihan dengan teratur dan tetap, latihan yang mendorong tetap dan tidak tetap adalah kurang berpaedah dari 84 lakh. Ada 84 macam yang berpaedah lebih besar dan dari 84 ada 32 macam yang paling berguna. Hanya mereka yang sengaja membuat dirinya untuk menjadi yogi besar perlu banyak melatih macam asanas.
Bagi yang tidak banyak waktu cukup melatih Tri Murthi Asanas yang dianggap sari-sarinya asanas yaitu :
1. Sirsasana




2. Paschimotanasana

3. Sarvangasana

Disamping itu orang tidak mesti melatih asanas ini, tapi hendaknya disesuaikan dengan rezam tubuh masing-masing misalnya seseorang yang menderita penyakit asma tidak boleh melatih Sarwamasana. Selain kelompok Tri Murthi Asana ada lagi kelompok lain yaitu :
1. Brahmasana, terdiri dari :
- Gomukasana

- Hamsasana

2. Rudrasana, terdiri dari :
- Mayurasana


- Sidhasana



3. Siwasana, terdiri dari Paschimotanasana.


Adapun asana-asana lain antara lain :




VI. Rileksasi
Yoga mengajarkan seni rileksasi disebut dengan Savasana, ini dapat dilakukan kapan saja saat Asana lainnya tidak dapat dilakukan misalnya pada waktu sakit, haid, dan kehamilan. Dalam sikap Savasana tubuh sama sekali tidak boleh bergerak dan diisi kembali dengan energi Prana. Saat melakukan Savasana hendaknya kita berada dalam keseimbangan yang mendalam, tubuh dan pikiran mendapatkan ketenangan dan menyenangkan. Untuk mendapatkan keuntungan dari melakukan Savasana ini hendaknya dilakukan setelah melakukan latihan Asanas.




VII. Konsentrasi
Sebelum kita menutup latihan kita kembali melakukan konsentrasi sesuai dengan penjelasan bagian pertama.

VIII. Penutup
Segala rangkaian dari latihan kita mengucapkan puja Paramasanthi sebagai rasa syukur kita kehadapan Hyang Maha Kuasa karena saat kita melakukan latihan dapat terhindar dari segala rintangan serta mendapatkan kedamaian, damai di hati, damai di dunia dan damai selalu.
“OM, SANTHIH, SANTHIH, SANTHIH, OM”




Referensi

Bhasma B.A., I.B. Putu dan Drs. I Nengah Sudharma, 1993, Modul, Materi Pokok Yoga, Dirjen Bimas Hindu dan Buddha dan Universitas Terbuka.

Georg Feuerstein, PH.D., Fireword by Ken Wilber, 2002, The Yoga Tradition, Motilal Banarsidass Publishers Private Limited, Delhi.

Kamajaya, Gede Dr., 2000, Yoga Kundalini, Paramita, Surabaya.

Polak, Maijor, tt, Patanjali Raja-Yoga, PHDP Bagian PP.

Rameshwar Dass Gupta, 1997, Yog For Daily Practice, South Extension, Part One, New Delhi.

Satyananda Sarasvati, Svami, 2002, Asanas, Pranayama, Mudra dan Bandha, Paramita, Surabaya.

Sivananda, Svami, 1970, Yoga Asanas, P.T Mandira, Semarang.

Sura, I Gede, 1991, Samkhya Yoga, Sari Sri Sedana, Denpasar.


















YOGA
PENGENALAN DAN PRAKTEK ASANAS






OLEH :
I Made Agna













INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR
2007